http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png

Kamis, 24 Oktober 2013

" JANTUR INAR " Eksotisme Kutai Barat



Oleh : Arie Yannur

Ketika berkunjung ke Kabupaten Kutai Barat kalimantan Timur, belum lengkap rasanya jika kita tidak menyempatkan diri menikmati keindahan Air Terjun Inar yan terletak di Kampung Temula Kecamatan Nyuatan. Air terjun ini merupakan air terjun tertinggi di Kabupaten Kutai Barat dengan ketinggian 30 meter . Air terjun yang menurut bahasa setempat di sebut Jantur itu masih kelihatan sangat alami dengan lumut-lumut yang menempel di batu-batu ditambah lagi dengan tumbuhan liar disekelilingnya. Untuk melihat keindahan jantur inar pengunjung harus menuruni sekitar 200 anak tangga berjarak 20 cm antara satu sama lain. Ketika berada disekitar lokasi pemandian akan sangat terasa hawa sejuk yang berasal dari hempasan air yang jatuh menerpa bebatuan jantur Inar. Pesona inilah salah satunya yang menjadi daya tarik dari Jantur Inar. Untuk menuju lokasi ini pengunjung bisa menempuh jarak 30 Km mengunakan sepada motor atau mobil dari pusat kota Sendawar Ibu kota Kabupaten Kutai Barat.

" LOM PLAI " Ritual Pembukaan Lahan ala Suku Dayak Wahea



Oleh : Arie Yannur
Masyarakat Adat Dayak Kalimantan Timur,khususnya Suku Dayak Wehea di Desa Benhes Kecamatan Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur ,Provinsi Kalimantan Timur akan menggelar doa ritual khusus sebagai penutup dari Pesta Lom Plai yang merupakan pesta padi, ditahun 2013.
Tokoh adat Dayak Wehea, Kristian, mengatakan bahwa masa panen yang dalam tradisi masyarakat Wehea biasanya disebut Lom Plai,menurutnya Lom artinya Pesta dan Plai artinya Padi, Tradisi itu digelar setiap tahun mulai April sampai Mei dan harus ditutup dengan kegiatan ritual doa agar tahun berikutnya hasil padi dapat lebih maksimal dan sesuai harapan.

Acara Ritual atau doa penutup Lom Plai dan pembukaan kebun atau ladang baru bagi suku Dayak Wehea bisanya disebut juga `bob jengia` acara tersebut biasanya dipimpin oleh Kepala Adat Besar Dayak Wehea.
Pada saat dilakukannya ritual dan doa oleh kepala Adat Besar Suku Dayak Wehea, Wang Lung Langet, masyarakat adat wehea tidak diperkenankan melakukan kegiatan apapun yang berkaitan dengan " kerusakan bumi dan hutan" ujarnya
"Sebelum ritual doa dilakukan, masyarakat dilarang melakukan kegiatan yang merusak bumi, seperti menebang pohon, memotong rumput, menggali tanah dan membakar lahan," ujar Kristian

Ledjie Taq, Kepala Adat Suku Dayak Wehea, Desa Nehas Liah Bing, mengatakan, "bob jengia" yang dilaksanakan selama sebulan sebagai masa jeda atau biasa disebut Naq Heyang merupakan rangkaian dari ritual Lom Plai.

Ia mengatakan sebelum "bob jengia" selesai dilaksanakan tidak boleh ada kegiatan masyarakat menebang pohon, membabat hutan dan atau merusak bumi termasuk membakar lahan.

"Setelah ritual doa selesai, masyarakat dibolehkan membuka lahan untuk menanam padi dan sayuran, namun harus hati-hati agar bumi ini tidak rusak," ucap Ladjie Taq.
Mengelola lingkungan dan bumi bagi masyarakat Suku Dayak Wehea,sudah dilaksanakan jauh sebelum pemerintah mengeluarkan peraturan tentang hutan Wehea sebagai kawasan hutan lindung,lanjut Ladjie Tag

"Kami masyarakat Dayak Wehea tidak berani merusak bumi, tanah dan hutan beserta isinya serta makhluk yang hidup di atasnya," katanya.
Bagi Masyarakat Dayak Wehea, sebelum mengambil sesuatu dari alam, harus ingat memberi sesaji kepada penunggu bumi dan penunggu hutan setempat, dengan maksud agar selama menggarap diberikan rejeki dan aman dari gangguan hama,dan ini juga bagian dari cara kami menghormati alam ,Pungkasnya.

" FESTIVAL DERAWAN

Oleh : Arie Yannur

Pemerintah Kabupaten Berau baru-baru ini menggelar Festival Derawan 2013 acara yang berlangsung dari 21 Juni-22 September 2013 adalah merupakan usaha untuk Menuju Sail Derawan 2014. Pemerintah Kabupaten Berau sudah mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk menggelar Sail Derawan pada 2013 ini, namun belum mendapat restu karena pemerintah pusat telah menetapkan tahun 2013 untuk menggelar Sail Komodo di Provinsi NTT.
Pergelaran acara untuk memperkenalkan potensi maritim Indonesia itu dimulai dari Sail Bunaken (2009), Sail Banda (2010), Sail Wakatobi-Belitong (2011), Sail Morotai (2012) dan Sail Komodo (2013).
Bagi kalimantan Timur, menggelar Sail Derawan sangat penting untuk mengangkat potensi wisata Daerah Khususnya Bagi Kabupaten Berau, Mengingat Pulau Derawan merupakan salah satu simbol pariwisata andalan Pulau Kalimantan Indonesia.
Acara yangnMengusung tema "Derawan untuk Masa Depan", ini berpusat di Kabupaten Berau akan menjadi program promosi internasional yang bertujuan untuk memperkenalkan dan lebih mempromosikan keajaiban Kepulauan Derawan sebagai bagian dari Wonderful Indonesia dan kampanye Visit Kalimantan Timur.
setelah Diresmikan pada 24 Februari 2013 di Hotel Aston Samarinda di ibukota Kalimantan Timur, festival terdiri dari serangkaian kegiatan yang akan berlangsung selama tiga bulan penuh dengan highlight pada bulan Juni dan September.
Kemudian rencananya puncak festival akan digelar pada 15 September 2013 dengan Upacara Pembukaan Resmi di Kabupaten Berau yang akan dipimpin oleh Presiden.

Dijadwalkan Dari 15 hingga 20 September 2013, kapal-kapal pesiar yang berpartisipasi dalam Sail Indonesia 2013 Yacht Rally dan Cruise ke Derawan akan memasuki Derawan. The Route of the Sail Indonesia 2013 akan mengambil yacht dari Davao City ke Talaud-Sangihe-Bitung ke Derawan, sedangkan Cruise ke Derawan akan mengambil penggemar berlayar internasional pada kursus dari Phuket ke Singapura-Anambas-Kinabalu dan ke Derawan.
Rencananya diadakan pula Bhakti Kesra Nusantara Operasi yang dilakukan oleh Angkatan Laut pada 13-15 September 2013 dan Seminar Internasional Coral Triangle Initiative dan Pulau-pulau Kecil dari 16-18 September 2013. M

KALIMANTAN ADALAH SALAH SATU PARU-PARU DUNIA

Oleh : Arie Yannur

Tantangan berat bagi Institusi /organisasi yang bergerak dibidang lingkungan hidup, yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan serius adalah segera mengejar ketertinggalan pencapaian sasaran nasional, dimana dibutuhkan kerja keras dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Balthasar Kambuaya mengatakan harus bisa dipastikan supaya seluruh penyelenggaraan kegiatan negara lebih efisien dan anggaran dibelanjakan dengan baik dan benar.

Serta memastikan tidak terjadi policy failure dan prinsip kepemerintahan yang baik berjalan.

“Serta bebas dari isu korupsi dan pungutan liar (pungli),” ujar Balthasar pada hari rabu 27/2/2012 di Pontianak ,Pada saat Rapat Koordinasi Lingkungan Hidup Ekoregion Kalimantan

Kambuaya, mengatakan untuk itu perlu segera dipetakan kembali proses bisnis keseluruhan pengelolaan pemberdayaan sumber daya alam, lingkungan hidup dan reposisi kementerian lingkungan hidup, instansi lingkungan hidup di daerah dan mitra-mitra strategis yang ada.

Dia menjelaskan Kalimantan memang salah satu harapan dunia terkait penyelamatan lingkungan.

Menurutnya, Kalimantan memiliki kekayaan alam luar biasa. “Termasuk Orangutan di dalamnya, selain hasil bumi tambang dimana sekitar 41% cadangan batu bara dan 9% cadangan minyak nasional ada di Kalimantan. Maka dari itu harus betul-betul dilakukan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemerintah daerah masing-masing,” katanya.

Sedangkan untuk indeks kualitas lingkungan hidup Kalimantan pada 2011 berjumlah 64 poin diatas rerata indeks lingkungan hidup nasional.

“Kecenderungannya baik. Tetapi orang selalu melihat ( kenyataannya rusak parah) . Dan ini tentunya menjadi perhatian bersama. Ya memang kalau tidak didukung dengan dana yang baik, ya hasilnya tidak baik,” tambahnya.

Dia menekankan terkait tata ruang wilayah, dimana rencana tata ruang wilayah (RTRW) dinilai sangat penting. Selain juga tata ruang dan pemetaanya.

“RTRW yang sudah dibuat harus dilaksanakan. Jadi, nantinya ada semacam ekonomi hijau. Dan warga sendiri berhak atas menjaga lingkungan itu sendiri,” katanya.

Dia menambahkan terkait masyarakat adat saat ini, sudah ada MoU dengan NGO (Non Goverment Organization) dan masyarakat adat itu sendiri.
Pada kesempatan tersebut Ketua Umum GRAPESDA KALIMANTAN sebagai salah satu Organisasi yang berkonsentrasi pada penyelamatan Lingkungan mempertsnyakan kebijakan pemerintah pusat yang selama ini terkesan asal-asalan dalam membuat aturan dan kebijakan, " pusat jangan asal,kalimantan ini bukan daerah yang hanya untuk di eksploitasi SDAnya,tapi harus juga dihormati dan dijaga kelestariannya" Ujar Arie Yannur.
dia menambahkan bahwa kerusakan Alam kalimantan saat ini di picu oleh kebijakan pusat didukung oleh daerah yang terkesan salah kaprah tentang makna Investasi, " Kami menolak dengan tegas Investasi apapun yang berkaitan dengan SDA,bila investasi tersebut hanya pandai merusak,ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengatakan Kalimantan Barat memiliki wilayah yang cukup luas, dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia.
Dia menjelaskan dari zaman Orde Baru, Pulau Kalimantan penopang utama APBN, dengan sumber pendapatan dari HPH, sehingga tak aneh terjadi kerusakan di Pulau Kalimantan akibat eksploitasi secara masif saat itu.

“Untuk itu, kita tak bisa melihat kebelakang, ke depan adalah menyelamatkan lingkungan yang ada saat ini dan ini menjadi tantangan ke depan serta komitmen kita untuk menyelamatkan lingkungan, di mana Kalimantan juga merupakan paru-paru dunia,” katanya.

Sedangkan terkait masalah perkebunan, kata Cornelis, ada sekitar 10.000 izin dari Bupati yang telah diterbitkan tanpa menyisakan sedikitpun untuk konservasi. Akan tetapi, lanjutnya, ada juga kesadaran dari perusahaan perkebunan kelapa sawit seperti di Kabupaten Kayong Utara yang menciptakan sendiri untuk area konservasi.

“Sehingga kesadaran memperhatikan lingkungan itu harus melibatkan semua pihak, dimulai dari rumah tangga,” tukasnya.

pada Acara yang dihadiri utusan dari semua provinsi di kalimantan ini Menteri Lingkungan Hidup dan Gubernur Kalbar juga mengunjungi “Rumah Pelangi” yang dikelola oleh Pastor Samuel Oton Sidin, penerima Kalpataru 2012 kategori pembina lingkungan.

Untuk diketahui, kawasan ini merupakan lahan konservasi bekas lahan terbakar dan penebangan liar di Desa Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat.

Kawasan tersebut dijadikan tempat pendidikan pengelolaan lahan yang dijadikan tempat penangkaran hewan Landak serta pembibitan beragam jenis buah asli Kalimantan.

Meneg LH juga melakukan penanaman dan pemberian 1.000 bibit tanaman, serta memberikan 1 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya .
Pada kesempatan tersebut GRAPESDA KALIMANTAN, menghimbau kepada pemerintah Melalui Menteri Negara LH, untuk benar-benar berkomitmen dalam hal penyelematan Lingkungan,jangan hanya sebatas retorika dan Inplementasi sesaat setelah itu penghancuran dilanjutkan.