http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png

Sabtu, 29 Juni 2013

" ELEGI BUKIT ILALANG "


Oleh : Arie Yannur

Bersama terik aku Tengadah .
Kala bukit Ilalang meratap kerontang.
Puisiku nyayian duka anak negeri yang bimbang.
Belantara menangisi kepalsuan janji-janji manusia ,
Yang ingkar akan makna akal , Kemanakah kami bisa mengadu .
Ketika kebohongan semakin di agungkan.


Puisiku ...Ratapan jiwa .
Yang terkapar disudut tirani keangkuhan .
Aku tengadah , langit itu tak lagi biru.
Bumi kami meratap..
Kerakusan ..mungkinkah bisa berhenti dan disadarkan,
ketika pundi-pundi menjadi tujuan kehidupan.
Jiwaku rapuh bagaikan helai - helai daun yang gugur.
Matahari bakarlah jiwaku, biarkan pemberontakan itu kusemai dalam sanubari.
Aku muak dengan segala kepura-puraan para pengabdi.
Angin biaskan asa ku yang koyak, percik kan desir darahku kepada Alam .
Inilah tangisku....bersama helai ilalang yang menguning dibukit gersang ( 17/6/13 )








BATHINKU PUSARA YANG KUPILIH
















BATHINKU PUSARA YANG KUPILIH

oleh Arie Yannur (Catatan) pada 20 September 2011 pukul 1:16




Aku berjalan diatas karang terjal kehidupan,meniti tertatih bersama tatapan mata penuh amarah.

Aku berlari dengan naluri mencari tempat berpijak dengan telapak penuh darah penderitaan.

Aku bersimpuh di hadapan nurani-nurani yang di ingkari kepalsuan topeng duniawi.

Jiwaku terluka oleh taring angkara srigala-srigala bertopeng ksatria.

Aku menantang arus ditengah deru badai yang murka dengan kebodohan ku tentang dunia.

Ragaku tak ingin menantang kehendak jiwa walau cibiran menjadi upahku.

Jiwaku menggenggam erat ragaku ku yg ringkih..

Kubunuh ragaku,ku biarkan dia bersemayam dalam pusara bathin keabadian, karena ku ingin dia menjadi kompas waktuku ,sampai waktu itu memanggilku untuk kembali..